Bros doing deeptalk.
Setelah percakapan online singkat itu, Ji & Jav memutuskan ngobrol secara langsung aja daripada lewat chat. Lagian supaya budaya canggung di antara mereka tuh dibuang jauh-jauh plus kan yang jajanin Jav jadi Ji mau lah, hehee
Jam 8 aja, kata Jav, tadi di chat. Sekarang jam masih menunjukkan pukul 18.30 yang berarti Ji masih punya banyak waktu untuk beberes sekaligus merangkai ribuan pertanyaan yang bakal ia lontarkan ke Jav nanti. Ji gak berhenti mikir, ada berapa puluh atau mungkin ribuan rahasia yang sebenernya Ji gak tau dalam keluarga ini. Ji gak akan benci Ayah ataupun Jav karena gak kasih tau ke dia, cuma sometimes dia merasa keberadaannya semakin kelihatan gak berguna kalo dia gak tau apa-apa kayak gini.
“Wow, pertanyaan gue banyak banget. Bisa ditoyor gue sama Kak Jav kalo gue tanyain semua”
Waktu sudah menunjukkan pukul 19.55 yang berarti Ji harus siap-siap berangkat ke Starbruks. Tak butuh waktu lama untuk bersiap karena Ji hanya membutuhkan jaket untuk mencegah dirinya dipeluk angin malam. Tak butuh waktu lama juga buat menempuh perjalanan ke Starbruks, paling cuma 15 menit.
Ji sampai dan ternyata Jav sudah lebih dulu ada di sana. Ji menyapa Jav dengan gembira “Hai kak babu” sindirnya.
“Kurang ajar, gue sunat lagi tau rasa lo”
Obrolan-obrolan tak penting yang terlontar dari mulut mereka justru menambah kesan bahwa mereka menyayangi satu sama lain. Setelah memesan, Jav langsung membuka obrolan karena dilihatnya Ji yang masih kelimpungan, like gimana gak bingung? He is having a thousand question in his head rn.
“Dek, mau mulai darimana?”
“Sebenernya ada satu hal yang pengen banget gue tau, jujurly, kalo gue tanya semuanya pasti mulut lo langsung dower, Kak. I have so many questions” sahut Jibran.
“Huum terus mau tanya yang mana?”
Tanpa aba-aba Jibran langsung pada inti pertanyaannya, “Lo tau apa penyebab Ayah gak bisa ngomong?” Jav hampir aja menyemburkan kopi di mulutnya karena syok.