You're my favorite broken heart, Abang.
cw // kiss
“Lika-likunya banyak banget kita dulu..” ucap Heaven sambil menatap langit-langit kamarnya dan Farrel.
Sekedar informasi saja, semenjak berpacaran keduanya memutuskan untuk tinggal satu atap. Farrel yang lebih dulu punya ide 'Gimana kalo kita ngapart aja?', awalnya Heaven tidak setuju karena memikirkan soal biaya yang bisa dibilang sangat besar untuk dibeli oleh pemuda seusia mereka. Tapi Farrel bilang,
“Kan ada gue? Ini apart sebenernya udah jadi milik gue dari 3 bulan lalu. Bokap beliin. Tapi gue males aja pindahannya, jadi baru sekarang.”
“Gie, tapi..”
“Jangan ragu lagiiii, Ven. Ada gue, ada gue.”
Akhirnya Heaven pun menyetejui.
Kembali ke laptop.
“Udah kan cerita-cerita waktu masa masih saling berjuang?” tanya Farrel sambil terkekeh.
“Tiba-tiba banget minta cerita-cerita soal itu?” tambahnya.
“Gue juga gak tau.. pengen aja, tadi di kelas sempet kepikiran soal gimana kerasnya kita dulu perjuangin satu sama lain.”
“Masih banyak yang harus gue perjuangin buat lo, Heaven. Gue gak bakal biarin kita terlepas gitu aja. Sampe selamanya kan kata lo? Dukung gue ya kalo gitu?”
Cup
Heaven mengecup rahang tajam milik Farrel.
“Kita yang berjuang, Abang. Gue dan lu. Cinta itu nyatanya ada dua. Jadi kita berjuang bareng-bareng ya? Gue gak bakal kemana-mana. Di sini, buat selalu dukung lu, apapun langkah yang lu ambil.” katanya.
Farrel tersenyum.
“Gue sayang lo, Ven.” sambil mengecup kening yang lebih muda.
“You're my favorite broken heart, Abang and I love you too.“
“Mulai sekarang panggil gue Abang.” pinta Farrel.
“Malesssss.”
“Panggil atau gue kelitikin sampe mampus?”
Merasa tertantang, Heaven justru menjulurkan lidahnya. Mengejek yang lebih tua—enggan memanggil dengan sebutan yang dipintanya.
“HAHAHAHAHAHAHAHA!!”
“Tunggu, tunggu. Dengerin penjelasan akuuuu.” pinta Heaven sambil memegang bagian perutnya yang terlanjur sakit akibat terlalu lama tertawa.
“Abang itu panggilan spesial yang bisa gue layangkan ketika situasi kita lagi kaya gini, Gie. Sekaligus nginget kalo faktanya lu satu tahun lebih tua dari pada gue,”
“Hm, terus?”
“I like Augie anyway. It's kinda cute, suits you the best. Kaya, ketika gue bisa manggil lu Augie juga ada sisi dari diri gue yang bisa gue sombongin ke orang-orang. Cause only me could call you that way. Augie is only mine.“
“Berarti kalo Farrel boleh milik orang lain?”
“GUE TIMPUK SINI MUKA SOK GANTENG LU ITU!”
“HIYAAAA!!!!!”
— selesai. © SPRINT, terjyong.