Tok tok!
“Ya ampunnn, curut kamu darimana aja, sayang?” ucap pembimbing olimp bakor itu pada Taeyong.
Pasalnya, sosialisasi olimpiade belum dimulai sejak tadi karena Taeyong tidak kunjung datang.
“Hehe iya maaf Pak Jang, toiletnya antri banget tadii”
“Yaudah cepet duduk. Saya mau mulai ini”
Benar saja, ketika manik Taeyong mengitari seisi penjuru ruangan, tidak ada satupun kursi kosong untuk ia duduki. Jaehyun tidak bohong.
Ketika pandangannya berhenti pada titik terakhir, ia bisa melihat Jaehyun sedang melambaikan tangannya, tidak lupa senyum unjuk giginya. Mulutnya bergerak seperti mengatakan “Siniii, siniii”. Taeyong memutar matanya, hadehh. Namun, akhirnya ia duduk di sebelah laki-laki bongsor itu.
“Gue bilang juga apa, gak ada yang kos—” ucapnya terputus karena Taeyong tiba-tiba membekap mulut Jaehyun. Taeyong keheranan, bisa-bisanya bocah di sebelah ini sangat banyak bicara?
“Boleh selesai ngomong loh yaang” kata Jaehyun setelah Taeyong menjauhkan tangannya.
“Selamat pagi, all. To the point aja lah ya. Jadi olimp ini bakal diadakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk—” Pak Jang berhenti bicara karena melihat hal yang aneh di belakang kelas.
“Waduuh dua ketua olimp ini kok malah serasa dunia milik berdua ya di belakang sana”
Pak Jang mengatakan itu ketika Jaehyun sedang menggoda Taeyong, “Tapi mau lagi dong mulutnya dibekep pake tangan lu” sambil menaikturunkan alisnya. Kemudian Taeyong yang enggan melakukan itu langsung memelototi Jaehyun, kegiatan itu tertangkap oleh Pak Jang dari depan sana. Hahaha jujur aku jadi kangen banget sama sekolah kalo nulis gini
Atensi semua murid terarah pada dua insan itu. 1, 2, 3 bersamaan, “AAACIEEEEE!!”
Yang dicie-cie tertunduk malu.
“Kedua Bapak Ketua Olimpiade Yang Terhormat, saya minta tolong pada anda berdua supaya dengan senang hati menyisihkan waktu sebentar dulu ya untuk mendengarkan saya” tegas Pak Jang, kemudian beliau lanjut membicarakan yang sempat terpotong tadi.
“Saya ulang. Jadi, olimp akan diadakan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena pengumuman yang sangat mendadak, saya dan guru pendamping lainnya menyiapkan semuanya juga serba dadakan. Untuk biaya, seperti biasa sekolah yang menanggung, tapi untuk keperluan uang jajan, sekolah menyerahkan itu kembali pada kalian sendiri”
“Untuk penginapan dan segala macamnya juga tidak usah khawatir, kalian tinggal terima jadi saja” tegas Pak Jang.
“By the way, kalau perwakilan dari Bahasa Inggris atau Korea berhasil membawa pulang juara, sekolah mengapresiasi kalian dengan memajang foto kemenangan baik individu maupun grup di seluruh pamflet sekolah. Termasuk brosur penerimaan PPDB. Hayoo, tunjukkan jiwa ambismu” ucap Bu Wayan selaku guru pendamping olimp Inggris.
“Oh yaa! dan voucher all u cant eat by GYUKAKU OMGG” tambah Bu Wayan.
Kemudian seisi ruangan gaduh, antara excited bercampur penasaran.
“Hening sebentar, Yeoreobun” pinta Pak Jang.
“Untuk pembagian kamar”
Hening.
“Iya, gimana Pak?” tanya Taeyong dari tempat duduknya.
“Pihak pendamping yang menentukan”
Langsung gaduh,
“Yah Pak kok gitu” “Gak asik Pakk” “Pilih sendiri dong Pakk”
“Mianhae. Gak bisa. Kalau milih sendiri saya yakin bakal ada yang gak punya teman sekamar nanti. Enak aja kalian”
“Gak pake lama, langsung saya umumkan. Satu kamar dua orang ya” tambah Pak Jang.
“Kamar 1, Inggris Indri dengan Korea Zelina. Kamar 2, Inggris Kiano dengan Korea Putra, Kamar 3, Inggris Neta dengan Korea Wulan, Kamar 4—”
Taeyong melamun di kursinya, batinnya “hadah, ini mah diurutin ganjil-ganjil genap-genap”
“Kamar 4, Inggris Jaehyun dengan Korea Taeyong. Sudah itu terakhir”
Lamunan Taeyong buyar. Ia sedang tidak tuli kan? Hah??? Kemudian ia menolehkan kepalanya ke arah si bongsor di sebelahnya. “Apa gue bilang. We're destined, Yomi”
Sungguh, Taeyong capek melotot.