The Real Journey is Begin?

Sesampainya di cafe tak banyak obrolan yang keluar dari mulut masing-masing mereka. Masih hening sambil duduk manis dan sesekali menyeruput kopi. Layaknya mimpi, mereka masih berusaha mencerna soal apa yang dikatakan Yuta tadi siang, itu suatu kebenaran atau hanya harapan belaka?

Ssup, sorry sorry aku baru sampe.” ucap Yuta memecah keheningan di meja itu.

“Gapopo Mas, duduk sek.” balas Rega.

Setelah Yuta memesan minumnya, duduk, dan menetralkan nafasnya akhirnya ia mulai menceritakan apa yang Pak Tio tawarkan padanya hari lalu.

“Pak Tio bilang mau ke Jakarta, terus aku tanya toh, terus kalo Bapak mau ke Jakarta kenapa?”

“Aku sama jantungannya kayak kalian rek. Aku sampe sekarang loh masih gak nyangka Pak Tio nawarin tawaran yang menurutku itu udah beneran jauh banget dari perkiraanku,

Kalian tau sistemnya agensi toh? agensi yang kayak menaungi idol kpop maksudnya. Yang harus trainee dulu dan sebagainya.

Jangan takut kalo misalnya kalian gak bisa, trainee kan gunanya untuk latihan jadi kalo kalian memang niat mau yaa gas aja gak sih?” ucap Yuta panjang dikali lebar.

“Oh iya, kalian juga pasti bakal ketemu banyak temen baru dari seluruh penjuru dunia sih, nanti juga kalo kalian debut, AMININ AJA DULU, kemungkinan kalian juga bakal kepisah. Berdoa dulu aja sih kalo memang kalian berempat mau maju bersama ya semoga nanti akhirnya bersama juga, ya gak???” tambahnya.

Untuk pertama kalinya Aja buka suara setelah sedari tadi waktu bicara dikuasai Yuta seorang, “Berarti ini kita gimana?” tanyanya kebingungan.

“Urusan kehidupan kalian di Korea seluruhnya di tanggung agensi tapi ya itu tadi, kalo kalian banyak penggemar yang dimana bakal meningkatkan reputasi agensi sekaligus bakal jadi uang buat agensi ya itu nanti uangnya bakal dipake sebagai pengganti. Paham gak maksudku?” tanya Yuta.

“Kalo kalian udah debut pun, apalagi fans kalian banyak kan otomatis pemasukan kalian dari penjualan entah album fisik atau tiket konser, ANJAY, itu kan nanti bakal dibagi, berapa persen buat kalian berapa persen buat agensi, gituuu.” tambahnya.

Trainee biasanya lama ya, Mas?” sahut Jerry.

“Empat tahunan maybe? Itu tergantung agensinya deh menurutku. Soalnya ada ya yang udah trainee dari 2016 tapi baru debut sekarang, ada juga yang trainee gak sampe setahun terus tau-tau besok debut.” sela Nanda.

“Iyo menurutku juga tergantung agensi, jer.” sahut Yuta.

Rega, Jerry, Aja, juga Nanda malah adu tatap sekarang. Ini kesempatan berharga banget apa iya dilewatkan begitu saja? Tapi sekalipun mereka mau, banyak hal yang harus mereka tinggalkan di Surabaya. Surabaya tempat dimana mereka tumbuh dan menjadi figur yang hebat seperti sekarang. Apalagi untuk Jerry, bagaimana nasib perasaannya kalau ia harus meninggalkan Surabaya yang di dalamnya ada Naura? Apa perasaannya memang ditakdirkan jadi begini saja?

“Kita bakal belajar bahasa korea juga dong ya?” tanya Rega memecah keheningan.

“Iya lah pasti kalo itu,” balas Yuta.

“Btw, jangan terlalu dibawa pikiran ya guys. Sementara ini cuma tawaran, kalo kalian memang mau pun jangan lupa kalo kalian work as a team jadi keputusan harus ada di tangan empat orang ini ya? Pertimbangin dulu gak usah ngebut-ngebut, kata Pak Tio santai aja.” tambahnya.

- -

Sudah larut malam, waktunya perbincangan panjang ini dihentikan, kembali pulang ke rumah untuk sekedar memikirkan dan merenungkan.