The Happiest Happiness
“Kita mau kemana sih?” tanya Taeyong sambil menyambungkan handphonenya dengan radio mobil milik Jaehyun.
“Serpong”
“Tumbennnn????”
“You ask me about something yesterday and I wanna show that today” ucap Jaehyun.
“Ih apa yaa aku mikir keras, kepo banget”
“I hope you like it“
“Apapun yang kamu kasih pasti aku suka kookkk” sahut Taeyong sambil mengusap pipi gembil Jaehyun dengan ibu jarinya.
“Tunggu ya?”
“Iyaaaa, Sayang”
;
Jaehyun pun mengarahkan Taeyong saat keduanya telah sampai di tempat tujuan.
“Ini tempat apa, Je?”
“Bentar ya aku cari satpamnya dulu. Ikut apa tunggu sini?”
“Tunggu sini deh, mau duduk”
“Jangan kemana-mana”
“Hooh sana cepet”
;
Jaehyun akhirnya kembali, namun ia kembali dengan membawa satpam yang tadi ia cari.
“Kenapa?” tanya Taeyong.
“Yuk” ajak Jaehyun sambil mengulurkan tangannya.
“Pak Arga masih sering kesini gak, Pak?” tanya Jaehyun sambil melihat ke kanan dan kiri.
“Masih, Den. Kadang Den Mark dan Den Jeno juga mampir. Den Jaehyun aja yang jarang kesini hehehe”
“Iya nih, Pak. Saya lagi gak ada waktu akhir-akhir ini”
“Baru banget jadi ya, Pak?” tambah Jaehyun.
“Sebetulnya sudah dari seminggu yang lalu sih, Den, seingat saya. Tapi Pak Arga kan orangnya sempurna banget, jadi ada yang aneh sedikir dipoles lagi, poles lagi. Akhirnya baru betul-betul selesai itu ya kemarin—ke arah sini, Den” ucap Pak Satpam itu sambil mengarahkan Jaehyun dan Taeyong.
“Dah nyampe. Saya tinggal ke depan lagi ya? Takutnya ada yang cari di depan”
“Makasih ya, Pak” ucap Taeyong.
;
“Apa ini, Je?” tanya Taeyong sambil mengedarkan pandangannya. Bangunan berwarna-warni dan luas ada di hadapannya.
“A school“
“Maksudnya? Gimana?”
“Ini sekolah. Aku sama Jo, Yuta, Jeno, Mark yang bangun. Buat Lilo dan seisi Panti Bintang Kejora”
Taeyong terbelalak.
“You said you wanna know what I've been saying to Lilo that day. Here's the answer“
Sambil merangkul pundak mungil Taeyong, Jaehyun bercerita.
“I was planning to build this school for Lilo. He deserves it. Anak-anak Bintang Kejora deserves it“
“Waktu aku bilang mau bikinin dia sekolah, dia happy banget bukan main. I was touched. Akhirnya bangunan ini ada. Sorry for not telling you about everything, literally everything“
Taeyong terisak.
“Sayang, why are you cryingggg“
“Aku gak tau lagi sama kamu—hiks”
“Kenapa gitu? Maaf, Sayang”
“Hati kamu terbuat dari apa sih? Hah?”
“Aku capek bangga sama kamu. Selalu ada sisi dalem diri kamu yang bikin aku bangga. Ketika aku ngomong you've come so far. Jeje, I'm not joking. Kamu udah jalan jauhhh banget. And I'm so happy for you” ucap Taeyong sambil memukul dada bidang milik Jaehyun.
“Makasih udah selalu merhatiin orang lain ketika kamu sendiri lagi kesusahan”
“Baby...”
“Ssuutt no, no aku belum selesai”
“Makasih juga selalu berusaha mengasihi siapapun tanpa pandang bulu. Makasih juga karena kamu udah buktiin ke semua orang kalo kamu mampu berdiri di atas kaki kamu sendiri, buat diri kamu sendiri juga. Makasih udah jadiin kebahagiaan orang lain sebagai bahagia kamu juga. Kamu hebat, Jaehyun”
“Am I?”
“You really are” ucap Taeyong sambil mengusap kedua pipi Jaehyun.
“Kiss me then if I really a good boy“
“Sure“
Kemudian ranum keduanya bertemu. Saling berbagi rasa di tengah bangunan megah. Terdapat rasa bangga yang Taeyong salurkan di dalam pagutan itu. “Thank you for being an angel with such a wonderful heart and mind” ucapnya di sela pagutan lembut keduanya.
Saat pagutan tersebut perlahan mengendur, Jaehyun menempelkan dahinya dengan milik Taeyong. Memuji dan memamerkan pada gedung sekolah di sekelilingnya tentang betapa indah presensi yang ada di depannya.
“I love you, kita ke panti ya kalo kamu ada waktu luang. Anak-anak pasti seneng”
“Wanna hold you tightttt” rengek Taeyong.
“Ini, Sayang. Udah bisa dipeluk sepuasnya kan sekarang?”
Sambil mengeratkan peluknya, Taeyong lagi-lagi mengusap sayang punggung sekuat baja tersebut.
“Punggung hebat. Makasih ya punggung udah jadi tameng terkuatnya cowo aku. Dia bisa sampe sini karena kamu kuat banget. Makasih, Punggung. Makasih, Jaehyun”