π™»πšŠ π™ΏπšŠπš›πšπšŽπš—πš£πšŠ

Pertemuan yang sebenarnya sudah tercipta dari semenjak dua insan ini masih seumur biji jagung.

Anggap saja sudah berteman lebih dari sepuluh tahun, hanya saja tidak saling bertegur sapa seperti teman-teman pada umummya. Siapa sangka malah dipertemukan lewat organisasi kepemudaan? ya, karang taruna.

Vema selalu ditarik untuk ikut kegiatan itu, jujur saja Vema malu, ada mantan-mantannya yang lain disana dan tapi ya apa boleh buat? terus-terusan diajak apa iya mau terus menolak?

Bertemu dan bertegur sapalah akhirnya Vema dengan orang ini. Tentu saja orang itu Mas Willy. Gurauan-gurauan kecil yang dilontarkannya selalu saja bisa membuat senyum di wajah chubby Vema itu mengembang. Mas Willy sebenarnya sangat pendiam dan tidak begitu peduli sekitar namun karakternya memang suka bergurau, dibarengi dengan ucapannya yang sedikit sarkas itu.

Terlalu banyak ketidaktersangkaan dalam kehidupan ini, sama halnya dengan ketidaktersangkaan Vema yang akhirnya malah menjadi dekat dengan Mas Willy semenjak mengikuti kegiatan karang taruna. Awalnya hanya dekat sebagai senior dan junior, saling membutuhkan dikala Mas Willy sebagai koordinator tidak bisa hadir, maka meminta tolong Vema untuk menggantikan, sekedar begitu saja tapi lama-kelamaan kedekatan itu berubah menjadi perasaan.

Sejujurnya kalau dikatakan berubah menjadi perasaan, itu tidak benar, karena dari awal Vema tidak mau melibatkan perasaannya terlebih dahulu, terlebih lagi Vema tidak pernah menganggap semua itu lebih dari hubungan senior dan junior.

Jarak usia Mas Willy dan Vema terpaut lima tahun. Mas Willy berulang kali berucap bahwa berada di samping Vema itu nyaman dan pola berpikir Vema itu dewasa, ia suka katanya. Banyak hal unik yang Mas Willy temukan dalam diri Vema.

Sudah dua bulan berlalu semenjak pendeketan antara keduanya sejak pertama kali. β€” 15 Mei, lima hari setelah hari ulang tahun Vema, Mas Willy berucap soal β€œaku mau kamu jadi pacarku,” di atas motornya saat mereka sedang bergoncengan. Vema yang mendengar pun kebingungan, mau menjawab tidak tapi tidak bisa, mau menjawab ya lebih tidak bisa lagi. Sejujurnya Vema masih terlalu takut untuk melangkah lebih jauh dan masih tidak mau menghadapi sakit hati lagi tapi dengan bodohnya Vema malah mengiyakan keinginan Mas Willy.

- - - - - - -

TBC.