Nuraga, tapi kali ini tak terlalu sampai.
Naura sedari tadi masih sibuk dengan hpnya akibat aktifitas mengtweetnya. Agaknya ia tak sadar akan posisinya yang sedang makan bersama empat sahabatnya, yang barusan ia cemaskan di postingan akun sambatnya.
Sebenarnya ada secuil rasa bersalah dalam hatinya, hari ini untuk merayakan kelulusan berlima tapi ia malah terlarut-larut dalam kesedihan. Ia juga merasa tidak baik jika overthinking di waktu seperti ini, lagian sahabat-sahabatnya masih setia bersamanya hingga detik ini.
Terlalu sibuk dengan pergulatan hati dan otaknya sendiri sepertinya Naura tak sadar kalau ia malah meneteskan butiran tirta dari manik matanya. Sahabat-sahabatnya yang melihat pun sontak terkejut, awalnya hanya saling menatap dengan raut wajah seperti menyimpan bukan 1001 lagi, melainkan 1005 pertanyaan.
Tak ada yang berani mendekati Naura lebih dulu karena keempatnya sama-sama berpikir kalau Naura hanya butuh waktu, tapi tangisan itu tak kunjung berhenti.
Akhirnya Aja, Hazael Kurnia lah yang memberanikan diri mendekati seraya menenangkan Naura, sahabat perempuannya satu-satunya. “Hey, Nau, kenapa nangis? cowok mana yang bikin kamu nangis?” tanyanya.
Naura yang mendengar pun kaget. “Eh? enggak, ini kelilipan, aku soalnya lagi pake softlens Ja, jadi suka perih gitu.” fyuuh, alasan tak masuk akal macam apa ini, Naura? batinnya, jelas sekali dirinya sedang menangis.
“Nau..” panggil Aja lagi, namun kali ini dengan nada bicara dan aura sedikit gelap, bukan mengancam, hanya ingin meyakinkan Naura bahwa bercerita sesekali itu tak masalah.
Bugh!
Bukan, itu bukan bunyi pukulan, tapi itu bunyi dari Naura yang dengan tergesa memeluk Aja. Aja tentu saja semakin ingin bertanya ada apa dengan sahabat cantiknya ini tapi Aja berakhir dengan berusaha mengerti saja, nanti pasti ada waktunya.
Aja belum membalas pelukan Naura tapi malah adu tatap dengan tiga sahabatnya yang sedari tadi masih kebingungan dengan tingkah Naura yang tiba-tiba ini.
“Ja, jangan tinggalin aku,” sambil melepas pelukannya dari Aja, Naura berucap lagi, “Kalian.. berempat.. jangan ninggalin aku.” kemudian kembali memeluk Aja begitu erat seakan tak ada hari esok dan berujung menangis di pundak Aja.
Jerry, Nanda, dan Rega pun akhirnya ikut memeluk Naura, peluk Teletubbies kalau kata orang-orang. Apa yang Naura katakan soal meninggalkan seakan langsung menyetrum tubuh empat laki-laki itu. Rasa Naura tersalurkan, ya, hanya lewat tiga kata.
You know, nobody could control the thing called feelings. Feelings means free and feelings will always be there as much as they want to be there.
- tirta : air
- nuraga : berbagi perasaan satu sama lain (cmiiw, kalian bisa cari aja di internet hehee)