Needy

tags: anal sex, cock-warming sex when pregnant, provocative word, pokonya jorok kek biasa

1040 words — © terjyong


Suasana hari ini cukup rimbun. Panas gak panas, hujan juga gak hujan. Mendung-mendung aja, kadang angin seliweran juga membuat siapapun ingin tidur.

Posisi Marko sekarang adalah di agensi. Fyi, setelah pensiun dari baseball, Marko dikejar-kejar dan sekarang direkrut oleh suatu agensi permodelan. Marko known as famous model right now.

Entah kebetulan atau apa, Marko sedang dilanda kantuk yang amat berat. Hampir 1,5 jam ia berbincang ini lah itu lah dengan tim managementnya. Tapi untuk tidur di kantor bukan suatu hal yang mungkin kan? Orang masih kerja, anggap saja begitu.

Akhirnya Marko memutuskan untuk berkeliling. Jalan-jalan santai siapa tahu bisa meredakan kantuknya.

Wush...

Terpaan angin plus cuaca mendung dengan tidak sopannya menerpa sekujur permukaan kulitnya.

And that's reminds him of Ai.

Mengingatkan dia bagaimana nyamannya berada dalam dekapan Ai. Tak ada sehelai kain pun yang menganggu, lampu kamar pun redup, air conditioner sengaja dibesarkan suhunya karena terbantu oleh angin mendung. Jangan lupa menutup diri dalam selimut.

Pikiran Marko jadi semakin liar tentanv bagaimana Ai menggerakkan pantat polosnya di depan kepemelikannya. “Fuck!” umpatnya.

Marko is horny.

Karena merasa terpaan angin di luar sudah tak bisa dikondisikan, Marko masuk.

Pas sekali saat ia baru saja duduk di salah satu sofa ruang tunggu, Ai mengiriminya pesan.

Awalnya Marko terkejut, “Kenapa lagi anak ini, dikira cerai segampang lempar batu ke sungai?” gumamnya sambil melanjutkan membalas pesan yang masuk dari kesayangannya itu.

Marko sebetulnya tahu Ai hanya sekedar mengikuti trend. Tapi karena Ai kekeuh minta cerai, otak kotor Marko pun mulai merencanakan yang aneh-aneh.

Selesai membalas pesan Ai dengan ancaman, Marko akhirnya memutuskan pulang. Ia bermapitan dengan staf yang ada disitu. Marko pulang menjemput obat hornynya.

Sesampainya di rumah, Marko membuka pintu diam-dian. Ai tentu tak menyambutnya karena Marko pulang saja dia tak tahu.

Setelah membuka pintu diam-diam, akhirnya Marko sampai pada tujuan terakhirnya yaitu pintu kamar. Marko sama sekali tak menciptakan barang 1Hz pun, handal. Dan betapa sumringahnya ia ketika mengetahui suami imutnya sedang terpejam. Ai sedang tidur.

I gotchu, pretty boy” monolognya sambil jalan mendekati Ai.

Pakaian yang sedari tadi masih melengkapi bagian tubuhnya pun ia tanggalkan seluruhnya. Sampai dalamannya pun langsung dilepas.

Horny setengah mati.

Setelah full-naked, Marko perlahan menelusup ke selimut yang digunakan Ai tidur.

Marko melotot ketika pahanya tak sengaja bersentuhan dengan kulit Ai. Ia tak tahu pasti itu kulit di bagian tubuh Ai yang mana tapi yang jelas Marko merasa ada yang aneh.

Karena merasa aneh, Marko pun mengintip. WOW, lebih kaget lagi. Ai doesn't wear his pants. Shailendra bottomless. Sungguhan celananya hilang entah kemana tak dipakai. Jadi yang bersentuhan dengan paha Marko barusan adalah pantatnya.

Karena posisi Ai sekarang membelakangi Marko, Marko jadi bisa lebih cepat melancarkan aksinya.

Verry well preparation, baby” bisiknya sambil mencuri kecup tepat di cuping telinga Ai. “Mmhhh” Ai mulai merespon keresahan.

Marko meludahi telapakan tangannya sebentar, ia arahkan ke area lubang Ai, kemudian ia usapkan disana. Pelaannn sekali seperti mengusap pantat bayi.

Setelah dirasa cukup basah, Marko mulai membasahi miliknya sendiri juga, supaya masuknya bisa langsung blum! gitu kan.

Setelah membasahi miliknya sendiri, Marko membuka sedikit dua bongkahan Ai, pelan-pelan ia mendorong penisnya sampai masuk seluruhnya.

Awalnya Marko memang tak bergerak. Sesuai janjinya, ia hanya ingin cock-warming saja. Tapi setelah melihat wajah Ai yang sekarang sedang menautkan kedua alisnya juga belah bibirnya yang terbuka, membuat Marko berubah pikiran.

Marko gerak.

Ai yang merasa nyeri di bawahnya pun dengan cepat membuka matanya. Ia menoleh ke belakang, melotot. “Aahhh Kakaa apaan inihhh”, protesnya sambil satu tangannya berusaha mengeluarkan penis Marko dari lubangnya. Namun sia-sia, Marko sedang horny, sedangkan ia baru bangun tidur; tak punya tenaga.

“Ternyata masukkin kamu waktu lagi hamil gak kalah enak” balas Marko semakin melantur.

“Eummhh Kakaaa stophh” pinta Ai yang kini memejamkan matanya keenakan.

Marko pun berinisiatif membawa rahang Ai untuk ditolehkan ke arahnya. Marko melumat bibir Ai rakus, berusaha meluapkan emosinya yang sedang campur-aduk itu.

“Mmhhhh”

Ai membalas ciuman Marko dengan badannya yang sedikit gemetar karena dorongan dari Marko cukup kencang dan intens.

Please jangan kenceng-kenceng, nanti anak kamu kesundul kepalanya. Kamu mau anak kamu bodoh? Aaahh Kaka pelanh pleasehh” pinta Ai sambil menggigit bibirnya, manahan lenguhan kotor dari sana.

“Masih mau cerai, hm?” tanya Marko tergesa-gesa sambil meningkatkan tempo gerakannya.

Ai yang mulai merasa kalau Marko moves too fast pun cuma bisa memejamkan matanya erat-erat, dia cuma bisa geleng-geleng saat Marko bertanya padanya barusan.

“EUMMHHH!”

Lenguhan Ai semakin kencang ketika Marko dengan sengaja mendorong penisnya disana sedalam yang ia bisa.

Like that, you always takes me so well” puji Marko.

Tak lama dari itu, Marko mengarahkan satu tangan Ai yang sedikit menganggu kegiatannya itu ke arah belakang kepalanya. Setelah merasa memiliki space, Marko menyergap puting mencuat itu habis-habisan. Marko juga membuat gerakan memutar menggunakan lidahnya yang tentu saja membuat Ai kelojotan.

“Aahhh too deephh Kaka.. Ha—aahh”

Shailendra ternyata sudah bocor duluan.

“Masih mau cerai nggak?” tanya Marko lagi-lagi memperdalam dorongannya.

“Enggak gak mau cerai. Ampun —eumhh. Maaf haaahhh maafff”

Setelah mendapat jawaban Marko memberhentikan kegiatannya. Jujur sebetulnya ia tak tega melakukan yang barusan itu pada Ai yang sedang hamil cukup besar. Tapi bagaimana lagi kantong hormon kalau sudah bocor mana bisa ditambal kan?

“Keluarin Ka, nyeri” pinta Ai sambil mendorong perut Marko ke belakang, supaya penisnya keluar.

“Nggak mau. Aku kan tujuannya warming tadi”

“Kasian anak kamu Ka, kesundul titit papahnya” ucap Ai mencebikkan bibirnya.

“Makasih udah bikin aku horny di kantor” sahut Marko sambil mengecup belakang teling Ai, mengingat posisinya masih membelakangi.

“Mmhhh, udah jangan main di telinga akuu”

“Kamu belum keluar kan?” tanya Ai.

“Gampang” sahut Marko.

“Sini aku bantuin”

Marko yang awalnya kepalanya bertumpu sepenuhnya pada bantal pun beranjak. Berusaha mencari kesungguhan pada mata Ai.

Ai menoleh ke arah Marko. “Sini aku bantuin, Sayang” ucapnya sambil mengusap bibir bawah Marko.

“Emut ya?” pinta Marko.

“Iya”

“Sampe keluar?” tanyanya.

“Iya”

“Keluar di mulut?” tanyanya lagi.

“Aku potong juga lama-lama titit kamu. Bawel deh” tukas Ai sambil menarik tangan Marko supaya suaminya itu berganti posisi menjadi duduk.

Ai pun pelan-pelan turun dari kasur. Pelan-pelan juga ia posisikan badannya untuk bersinpuh di depan penis Marko. Kemudian ia mulai memberi stimulasi kecil ke penis Marko, diurut sebentar setelah itu langsing ia masukkan ke dalam mulutnya.

“Eumh.. anget banget” ucap Marko sambil mengelus rambut Ai.

Ai mengulang gerakannya sampai Marko mencapai putihnya.

As always, Ai eats Marko up so well like usually.

FIN.