Parkiran dan Tangisnya
“I'm here” ucap orang itu sambil tersenyum.
“Sayang” panggil Jaehyun sambil berusaha meraih tangan Taeyong untuk ia genggam.
Tapi
Taeyong menghindar bahkan menepis raih-an dari Jaehyun.
“Mià, maaf” ucap Jaehyun. Bukannya fokus pada film di depannya.
“Talk to me later, Jaehyun” balas Taeyong telak dan membuat Jaehyun diam.
Namanya dipanggil artinya dunia sedang tak baik-baik saja.
- - - -
Film spiderman yang mereka tonton pun selesai. Tentu saja seluruh penonton dipersilakan keluar karena theatre digunakan untuk bergantian.
Taeyong dengan cepat berdiri dan hendak mendahului Jaehyun.
Namun Jaehyun menggapai lengan Taeyong.
“Aku gandeng aja” pinta Jaehyun kemudian berjalan menggandeng Taeyong.
“Lepasin, Je” pinta Taeyong di tengah kerumunan orang itu.
Namun Jaehyun justru semakin mengenggamnya erat.
- - - -
“Mau mampir makan?” tanya Jaehyun.
“Aku pulang dulu, gojek aku udah sampe” balas Taeyong.
Jaehyun ingin menangis saja rasanya. Ia terlalu mengecewakan Taeyong.
“Pulang sama aku, Mià”
“Aku bisa sendiri”
“Mià” panggil Jaehyun dengan nada meminta untuk kedua kalinya.
“Aku tadi kesini sendiri kan? Ya pulangnya aku sendiri juga” tukas Taeyong.
“Mià please“
Ketiga kalinya.
Kemudian Taeyong tak menolak ketika diajak Jaehyun menuju mobilnya.
- - - -
“Aku minta maaf” ucap Jaehyun saat sedari tadi tak ada yang berani menghidupkan atmosfir di dalam mobilnya.
“Buat apa?” tanya Taeyong sambil memainkan ujung bajunya dan sesekali melihat ke luar jendela.
Taeyong tak menatap mata Jaehyun sama sekali. Matanya lagi-lagi kepanasan, ia mati-matian menahan lolos air matanya.
“Maaf aku terlambat. Maaf ya gak nepatin janji aku sama kamu” ucap Jaehyun lagi.
“Mià, could you look me in my eyes?” pinta Jaehyun.
Taeyong menggelengkan kepalanya.
“Maaf sayang..” ucap Jaehyun lagi.
Sungguh ia kehabisan kata. Taeyong yang seperti ini tak pernah ia jumpai. Sekali menjumpai itu semua karena salahnya sendiri.
Jaehyun yang sedari tadi tak melepas tatap dari Taeyong langsung sadar ketika kesayangannya menangis.
Taeyong memang menoleh ke arah jendela, tapi air matanya yang berjatuhan, Jaehyun dapat melihatnya.
“Taeyong, aku minta maaf”
“Maaf, maaf, maaf. Please, jangan nangis. Maaf, maafin aku sayang” pinta Jaehyun sambil menempelkan dahinya pada lengan Taeyong. Jaehyun kecewa pada dirinya sendiri. Bodoh.
“Am I ghost to you, Je?” tanya Taeyong.
Akhirnya berbicara.
“How could you claimed yourself like that?” balas Jaehyun, berusaha mencari tatap Taeyong namun percuma. Taeyong masih acuh.
“Kalo kamu anggep aku ada, cerita sama aku kalo ada apa-apa”
“Say—”
“Kalo kamu percaya sama aku, kamu gak akan takut buat ngomong apapun sama aku”
“Aku rela nahan semua-semuanya supaya gak nyakitin kamu. Tapi aku bodoh, ternyata aku yang malah kesakitan sekarang” ucap Taeyong.
“Kenapa malah milih dateng ke aku? Laura lagi nungguin kamu sekarang” tanya Taeyong.
“Jo suruh aku puter balik, buat ketemu kamu” balas Jaehyun sambil mengeratkan genggamannya pada jemari Taeyong.
Taeyong tersenyum mirik.
“Berarti kalo Jo gak nyuruh kamu, kamu gak akan ke aku ya?”
“Cukup tau aku, Je” tambahnya.
“Bukain pintunya, aku mau pulang” pinta Taeyong.
“Taeyong, bukan gitu. Maksud aku gak gitu” balas Jaehyun panik.
“Jaehyun, you know what? All this time I kept quiet. I keep and quiet and quiet so I could keep you. Sekarang, keputusannya di kamu. Kamu mau aku tetep diem tapi bertahan atau aku lantang tapi berhenti?” tanya Taeyong.
“Aku gak mau dua-duanya, Sayang..” balas Jaehyun, matanya mulai berkaca-kaca. Ia tak mau ditinggal Taeyong.
“Jaehyun, aku gak suka sama orang yang suka ingkar janji dan gak jujur”
“Maaf. Aku,”
“Aku..”
“Iya kamu. Kamu bohong dan ingkar janji makannya kamu gak bisa jawab”
“Kalo kehadiran aku disini cuma jadi tembok pembatas antara kamu sama kebebasan kamu, then let me go. Biar gak ada lagi yang membatasi kamu. You can fly high anywhere you want” tambah Taeyong.
“Sayang..” ucap Jaehyun terbata.
“Please, No. Jangan ngomong gitu. Aku gak mau ditinggalin kamu. I need you, Taeyong. I love you” tambahnya sambil berusaha memeluk Taeyong.
Taeyong tak menolak.
Jaehyun membenamkan seluruh wajah tampannya pada ceruk leher Taeyong.
“I love you. Maaf, maaf, maaf. Jangan pergi” pinta Jaehyun.
“Aku benci sama aku yang gak bisa marah sama kamu. I can't ignore the fact. I love you too. That much” balas Taeyong.
“Hug me, Taeyong” pinta Jaehyun.
Kemudian tangan Taeyong perlahan membalas pelukan Jaehyun. Taeyong sayang sekali dengan orang ini.
“Aku bisa jadi tameng kamu buat hadapi Laura. Jangan diem aja kalo dia ganggu kamu. Aku gak suka liatnya” tegas Taeyong.
“Maaf”
“Sudah selesai” balas Taeyong.
“Aku gak akan bisa marah lama-lama” tambahnya.
Jaehyun mengeratkan peluknya.
“Jangan janji lagi kalo kamu gak bisa tepati. Mending bilang gak bisa daripada harus kaya tadi” pinta Taeyong.
Cup
Jaehyun menjawab pinta Taeyong dengan kecupan sekilas pada bibirnya. Tak lupa senyum dengan cacat di belah kanan dan kiri pipinya.
Keduanya melupakan fakta bahwa sedari tadi mobilnya masih setia berada di parkiran mall, belum keluar sama sekali.