Late Night Talk

Heaven sudah membaringkan tubuhnya lebih dulu dari pada Farrel. Mengingat pacarnya itu selalu pulang larut akhir-akhir ini.

Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, oh udah selesai, batin Heaven. Benar saja, Farrel kini memasuki kamarnya dengan Heaven—hanya menggunakan handuk yang terlilit di pinggangnya, tentu atasannya tak terbalut apa-apa.

Kebiasaan.” protes Heaven sambil melayangkan tatap sinis.

Farrel yang awalnya memilih-milih baju sambil membelakangi Heaven pun merespon, “Apa sih, Sayang, kok marah-marah.” katanya.

Rambut lu tuh basah. Keringin dulu kek baru masuk kamar. Liat, lantainya jadi kena tetesan rambut lu semua.

Wak ilaahhh galak banget ciii.” balasnya meledek kemudian berjalan ke arah Heaven setelah selesai memakai setelan tidurnya.

Jangan deket-deket, basah!

Bantu keringin. Will you?” pinta Farrel lagi-lagi sambil mengeluarkan jurus mata berkaca-kacanya.

Udah tua mau skripsian juga, masih aja begini. Huh!” protesnya tapi masih tetap merebut handuk yang disodorkan Farrel.

Love you.” sahut Farrel sambil mencuri kecup kupu-kupu di pucuk kepala Heaven. Kemudian ia duduk di lantai—memudahkan Heaven untuk mengeringkan rambutnya.

Setelah 5 menit rambutnya diusak kesana kemari bahkan dipijat sesekali, Heaven menjatuhkan handuk basah itu ke paha Farrel, bermaksud mengatakan udah tuh!

Buruan dijemur sana. Habis itu tidur.” ucap Heaven tetap perhatian, meskipun kini matanya setengah tertutup dan badannya sudah hilang ditelan telungkupan selimut.

Setelah menjemur handuk, Farrel ikut bergelung dalam selimut bersama dengan Heaven.

Tidur, Gie. Jangan liatin gue muluuu.” protes Heaven karena merasa ada yang terus-menerus menatapnya.

Belum ngantuk. Lagian lo cantik banget, gimana gue bisa gak liatin mulu?

Heaven terlampau kesal kemudian mengurapkan telapak tangannya ke wajah Farrel, “Helehhh.” katanya.

Farrel yang awalnya menumpukan siku kini merebahkan badan seluruhnya. Menatap langit-langit kamar sambil melamun; entah apa yang ada di pikirannya.

Gue mau latihan hafalan buat sidang mulai besok. Cuma mau minta maaf aja dulu, karena mungkin gue gak bisa nemenin lo kalo lo butuh gue.” ucapnya gamblang, pun tanpa memastikan Heaven mendengarkan atau tidak.

Iya gak papa. Kalo emang besok lu beneran mau hafalan sidang, sekarang lu tidur,

Heaven terdiam sebentar. Membuka matanya malas kemudian menghadap Farrel.

Mata lu, badan lu, pikiran lu itu capek, Gie. Butuh istirahat. Don't push them too hard.” tambahnya.

Farrel mengangguk.

Plus gak perlu minta maafff. Itu kewajiban lu. Gue disini bagian support kan?

Setelah mendengar penuturan Heaven, Farrel perlahan menutup matanya. Menyatukan energi-energi yang telah ia keluarkan hari ini—disimpan dan didaur ulang dalam dirinya agar bisa digunakan lagi besok pagi.

Heaven merapatkan jarak di antara keduanya setelah mengetahui Farrel mulai terlelap.

By,” panggil Farrel.

Heaven balas dengan deheman.

If I want you to give me a little gift for being a good boy, lo mau?

Heaven tersenyum tanpa membuka matanya, “Let's see how good this boy could be first.” katanya sambil mengarahkan jari telunjuknya ke dada Farrel, kemudian kembali terlelap sepenuhnya.