It turns worse.
POV Naya
Setelah mempersiapkan diri serapi mungkin, Naya berkaca sekali lagi. Berharap dan sedikit merapal doa dalam hati agar tak ada yang akan dikecewain lagi setelah ini. Jujur dirinya takut, tapi yang lalu biarlah berlalu kan? Agaknua Naya juga sepertinya sudah bisa membaca situasi apa yang akan terjadi setelah ini.
Sudah memakai sepatu, tinggal menunggu dijemput oleh kesayangannya, Haksa. Keduanya sudah sepakat untuk berangkat pukul 10 pagi, tapi hampir setengah 11 Haksa belum juga ada kabar.
Tepat pukul 11.35, notifikasi mengambang di lockscreen hp Naya, rupanya dari Haksa. Nay, maaf. Aku gak bisa jemput., isi pesannya. Naya sedih, jujur saja tapi yasudah ia masih punya tangan dan kaki yang berfungsi dengan baik, ia bisa berangkat sendiri.
Sesampainya di rumah Haksa, Naya mengintip dari luar dan ternyata rumahnya sudah ramai, banyak mobil berjejeran, rupanya yang datang untuk makan banyak kali ini?
Naya menghubungi Haksa kemudian Haksa menghampiri dan membukakan pagar untuknya. “Ca kenapa? Kok murung gitu?” tanya Naya setelah sudah sepenuhnya masuk ke dalam rumah Haksa.
“Kabur aja yuk, Nay?”
“Kok kabur?”
“Aku gak mau kamu masuk, Nay. It will be worse if we choose to stay.”
“What happened, Haksa?” “Masuk dulu ya? Kan kita berdua, ada aku, ada kamu. Ya? Yuk?” tambah Naya.
You right, Nay. Sekarang kita berdua, tapi setelah masuk kita gak tau bakal jadi sepecah apalagi hubungan kita., batin Haksa sambil berjalan pasrah mengikuti Naya.