Home

Hari ini Taeyong kuliah kelas pagi. Biasanya jam 7 ia sudah meninggalkan rumah. He's beyond excited karena cowonya mau pulang. Temu kangen sepuasnya hari ini.

“Bun, Taeyong berangkat” pamitnya sembari mengambil 2 slice roti dengan selai cokelat di dalamnya.

Sang Bunda yang sedang mencuci baju di ruang belakang pun menyahuti dari sana, “Ya ati-ati gak usah ngebut bawa mobilnya” ucapnya.

Ya, sekarang Taeyong sudah diberi izin untuk mengendarai mobil sendiri. Kemana-mana ia sendiri, lagian sudah dewasa kan? Tak bisa juga kalau terus bergantung pada orang lain, terutama pada Jaehyun.

;

Waktu menunjukkan pukul 2 siang. Tepat saat Taeyong sudah menyelesaikan seluruh kelasnya pada hari ini. Beruntung tak ada jadwal tambahan sehingga ia bisa langsung kembali pulang.

Saat sampai di depan rumah moodnya berubah drastis; bibirnya ia cebikkan ke depan dan alisnya ia tautkan keduanya. Marah.

Saat berhasil memarkirkan mobilnya di tempat yang tersisa, Taeyong memasuki rumah dengan menghentakkan kakinya keras. Seperti bocah sekolah dasar sedang merajuk.

“Bunn, di depan mobil siapa sih ah, makan tempat banget. Ngeselin dah” ucapnya sambil melempar tas ke segala arah dan menjatuhkan diri di sofa ruang tamunya.

Saat asik mencari posisi ternyaman untuk merebahkan diri, muncul satu suara yang berhasil menginvasi gendang telinganya.

“Mobil aku”

Taeyong yang awalnya terpejam dengan cepat membuka matanya. Ia bahkan bangkit dari posisinya. Mencari keberadaan suara itu. Memastikan bahwa itu bukan hanya suara dari pikirannya yang sedang beradu dengan rasa rindunya terhadap Jaehyun.

“Hey, I'm home” sapa Jaehyun tersenyum kemudian merentangkan kedua tangannya lebar, siap menerima sosok yang ia rindukan selama beberapa hari belakangan.

Taeyong berjalan terhentak lagi, namun kini dengan kecepatan maksimal. Berusaha meraih Jaehyun secepat mungkin, sosok yang ingin ia peluk akhirnya menampakkan batang hidungnya. Taeyong rindu sekali.

“Mumumu gemes banget sayang aku, sini peluk dulu sini. Jangan marah-marah doongg”

“Kenapa kamu udah disini aja sihhhh” protes Taeyong sambil menyamankan posisi dagunya di pundak Jaehyun.

I thought you know it already, it's surprise, right?” sahut Jaehyun mengusap sayang punggung Taeyong. “Feel better?” tanyanya, kemudian tak lama ia merasakan anggukan di pundaknya.

“Maaf yaa, mobil kamu jadi gak bisa parkir yaaa?”

“Huum” “Tapi karena itu mobil kamu aku gak jadi marah” tambah Taeyong.

“Hmm gemes banget sih, sini mana aku mau liat muka cemberutnya” pinta Jaehyun sambil mengecup berulang kali pucuk kepala Taeyong.

“Ini mukanya” ucap Taeyong.

“Cantikkk” puji Jaehyun kini menyelipkan helai rambut Taeyong ke belakang telinganya, kemudian mengecup dahi kesayangannya.

“Mandi dulu ya? Dandan yang cakep abis tu kita cabut, okey?”

Taeyong mengangguk.

“Eh buseett malah peluk-pelukan di situ. Jeje lu jadi bantuin Bunda kaga sih, itu bawang bombaynya waktunya ditumis” protes Bunda sambil berkacak pinggang, heran dengan kelakuan dua anak muda itu.

“Kabuuurrrr”

“Sayang kok aku ditinggaalll”

“Eh eh jangan pegi lu, tumis dulu bawang bombaynya enak ajeee”