Good bye.

“Ikaaa, apa sudah siap?” panggil Papa, sedikit berteriak karena posisi kami berada di lantai yang berbeda.

“SEBENTAR LAGI PA,” balas Gue berteriak juga.

Cukup tergesa, Gue memakai dasi berwarna abu-abu itu ke sela-sela krah seragam Gue dan menyemprotkan parfum ke segala sisinya. Setelah semuanya selesai Gue langsung turun ke bawah dan sarapan bareng Papa dan Pak Budi.

Soal Pak Budi, Pak Budi itu orang yang penting banget perannya dalam hidup Gue juga Papa. Selalu ada dan setia di kala kami membutuhkan. Pak Budi juga gak pernah lalai dalam mengerjakan tugas, gak jarang juga kami makan bareng, Pak Budi satu-satunya asisten yang ada di rumah ini sekarang.

“Non, berangkatnya saya antar ya?” tanya Pak Budi.

“Eh? Bapak nganter Papa ke bandara kah?”

“Iya non,”

Hanya Gue balas dengan anggukan, sisanya, Gue berharap hari ini jadi hari yang baik dan Gue juga lagi berusaha supaya gak lupa buat slalu bersyukur.

“Sudah selesai, Nak? Ayo berangkat, maaf Papa harus buru-buru karena Papa ambil flight pagi.” potong Papa.

“Ayo berangkat Pa!”

Sesampainya di sekolah seperti biasa Gue gak langsung turun dari mobil dan berlari masuk ke sekolah, melainkan melakukan ritual kecil. Ritual yang biasa Gue lakukan sama Papa sebelum kami berpisah. Nama ritualnya “Minion Anthem”, nama itu diambil gara-gara kami sering nonton minions bareng, ada scene waktu minions lagi tos, unik plus lucu banget, Gue putuskan buat melakukan itu sama Papa kalo mau berpisah.

“Ea! Ea! Ea!”

Apa itu suara Gue? atau suara Papa? Bukanlah! Itu suara Pak Budi! Beliau kadang gemes ngelihat Gue dan Papa ngelakuin ritual ini, kayak anak kecil katanya.

“Sekolah yang pintar, Ika. Semoga hari ini menyenangkan ya? Jangan lupa makan siang juga dan yang terakhir jangan lupa bersyukur,” tutur Papa.

“Papa akan langsung flight setelah ini dan Papa janji akan langsung mengabari jika sudah sampai di Aussie. See you, Anak Papa paling cantik! cup” tambahnya, disambung dengan ciuman tipis di pucuk kepala Gue.

Jujur, bukan ketenangan yang Gue rasakan tapi kegelisahan. Bulu kuduk Gue merinding sekujur tubuh. Demi Tuhan, Gue cuma berharap hari ini berjalan dengan baik aja, biarin hari ini aja Gue diizinkan buat tenang tapi ini rasanya kok malah gini sih?