Everything's okay.
Setelah proses transfusi yang dilakukan Ayah, Dokter dan rekan-rekannya pun langsung menindaklanjuti Jibran. Menyelamatkan layaknya ribuan nyawa yang sedang bersandar pada satu daksa.
Ayah tengah diinfus sekarang, masih terkulai lemas, tapi tidak selemas itu. Beliau itu Ayah Tito, maka beliau kuat.
“Yah, jangan banyak gerak duluuu Jav disini gak kemana-mana”
“Ah ayah capek tiduran pengen main ps sama anak-anak ayah lagi” rajuk Ayah.
“Mas... kamu ini loh”
“Iya-iya bun, jangan marah-marah toh”
“Suami takut istri” pekik Jav pelan.
“Apa Jav?”
“Gak ayah beliin cilok lagi kamu, awas yaaa” sambung Ayah.
Sempat-sempatnya bercanda di tengah kondisinya yang kayak gitu, bener kan kata aku? Kuat bahkan baja pun tertandingi.
“Bun gelisah banget, jangan gitu dong mukanya” goda Ayah.
“Jibran gimana ya mas, khawatir banget aku”
“Habis makan kita berdoa bareng yuk bun, yah? Rencana Tuhan itu yang paling indah & kita sama-sama gak tau apa rencanaNya hari ini, besok, dan di masa depan, jadi mending kita satuin doa-doa yang terbaik buat Jibran ya?” sahut Javiero.
“Ohiya yah, ayo ceritain semua ya sehabis ayah udah gak diinfus lagi!!” tambahnya.
“SIAP KAKAK!”
“Mas, ini di rumah sakit kamu kok teriak-teriak, ya Tuhan” sela Bunda.