Behind The War
Dua belas bulan, tiga ratus enam puluh lima hari, delapan ribu tujuh ratus enam puluh enam hari, lima ratus dua puluh lima ribu sembilan ratus enam puluh menit, dan detik-detik yang tak terhingga.
Tiba saatnya bagi panglima perang menghadapi gerilyanya.
Hampir satu tahun hidup di dalam satu lingkup dan menghirup udara yang sama, akhirnya Jade, Zero, Fero, dan Yoel bisa mengucap selamat; Selamat berjuang dan selamat tinggal.
Jade merupakan seorang Jenderal kesayangan semua orang, pahlawan yang ramah lingkungan dan merakyat, kata orang-orang di sekitarnya. Jade mudah menebar senyum, ramah sekali. Meskipun usianya terlampau muda, Jade dikaruniai pangkat sebagai Jenderal, pangkat tertinggi di dunia Tentara.
Bagimana dengan teman-temannya yang lain?
Pangkat tertinggi kedua setelah Jenderal yaitu Letjen atau Letnan Jenderal dengan bintang tiga di lengannya. Pangkat ini dipercayakan pada Zero. Zero itu anak baru besar, di Tentara ia diibaratkan seperti bayi baru lahir. Bocah seperti Zero bila dijadikan Letnan berarti ada alasannya kan?
Fero, Mayjen atau Mayor Jenderal. Fero adalah teman sehidup semati Jade. Jade ke toilet Fero pun juga. Apapun yang Jade lakukan, Fero pasti senantiasa di sampingnya. Fero itu orang kepercayaan Jade yang nomor satu. Fero juga merantau jauh dari negeri seberang untuk menempuh pendidikan sebagai Tentara.
Yang terakhir, Yoel. Sang Brigadir Jenderal, sahabat Jade yang paling garang. Yoel selalu menjadi pawang bagi ketiga sahabatnya karena dengan bantuan ekspresi muka saja orang lain bisa ketakutan. Sihir bukan? Namun Yoel jauh dari kata menyeramkan bila kamu mengenalinya secara personalia. Yoel itu berhati hangat dan lembut, ia dermawan dan selalu membagi kebahagiaan pada orang lain.
Namanya berperang di negara orang demi keselamatan banyak insan pasti membutuhkan persiapan yang matang bukan? Salah satunya unit kesehatan untuk keadaan gawat dan darurat.
Bukannya berdoa yang jelek-jelek, tapi sedang menerawang kemungkinan terburuknya saja.
Namanya tentara pasti memiliki petugas kesehatan yang memang bertugas di markas tentara itu sendiri, kan?
Terdapat dua dokter yang setia mendampingi suka dan duka kehidupan sekawan tampan itu, Dokter Bima dan Dokter Tara. Keduanya sama-sama senior dokter, banyak jiwa yang dibantu untuk selamat oleh mereka.
Semua anggota tentara percayakan hidup dan matinya pada dua insan ini. Dokter Bima dan Dokter Tara tak pernah jera dan kewalahan dalam mengobati para panglima yang terluka, didampinginya hingga siuman.
Namun..
Pada suatu masa Dokter Bima dan Dokter Tara mengakui lengah, mereka membutuhkan tenaga yang lebih segar dan kuat untuk ikut menjadi unit gawat dan darurat di peperangan selanjutnya.
Datanglah Dokter baru dengan paras seindah arunika, segala panca indera tertuju padanya.
Dokter Varen Diratama.
Akankah sekawan tampan itu terkesimah juga?