POV Calvin.
Setelah mendapati pertanyaan dari Naura, sejenak Calvin memikirkan apa yang terjadi malam itu.
“Emangnya malem itu kenapa ya?” gumamnya.
“OH SHIT!” umpatnya ketika sudah mengingat sesuatu.
- - - -
Flashback ON!
Chaos (?)
Setelah mendapati bahwa perempuan yang diajaknya berkeliling selama ini adalah seorang public figure, Calvin hanya bisa terdiam sejenak, sesekali memikirkan soal bagaimana bisa dirinya tidak sadar kalau yang ia temui adalah seorang Faustina Naura.
Agaknya Surabaya ingin meninggalkan kenangan yang sedikit pahit untuknya, padahal tujuannya hari ini hanya ingin menghabiskan waktu dengan Naura, berdua lagi, di hari terakhir ini tapi ternyata malah berujung seperti ini.
Sembari memasukkan barang-barangnya kembali ke koper Calvin keluar dari kamarnya menuju ruang tamu, kebetulan ada Mami dan Papinya disana. Tak perlu basa-basi, langsung saja ia mendudukkan diri di antara kedua orang tuanya, tubuhnya yang kekar itu seakan membelah tembok penyatu di antara Mami dan Papinya. Berhubung ini juga menjadi hari terakhirnya berada di Surabaya, manja-manjaan sebentar tidak ada salahnya kan?
“DEK, ADEK!” panggil Yuna sedikit berteriak.
“Hm? gak usah teriak ma, aku deket sini.” balas yang baru saja dipanggil.
(Disini Jerry dan Calvin beda ya manggilnya, kalo Jerry manggilnya Mami, Calvin manggilnya Mama, begitu juga Papa Papi)
“Sini duduk sini, gak mau kangen-kangenan sama kokomu? besok dia udah balik lagi loh.”
“Mumumu adeknya koko, sini kith kith peyuukk.” sela Calvin.
“Huweekk hih jijik!” sahut Jerry sambil berjalan menghampiri tempat dimana yang lain sedang duduk disitu.
Setelah menemukan posisi duduk yang paling nyaman, Jerry berpikir sejenak sambil menimbang-nimbang tentang tawaran dari Pak Produser soal ia yang akan diberangkatkan ke Korea. Jerry kira ini waktu yang tepat untuk berbicara pada kedua orang tuanya.
“Ma, Pa.” panggil Jerry namun hanya dibalas deheman oleh keduanya karena sedang asik-asiknya menonton film.
“Aku mau ke Korea.”
Tbc.
Lanjut narasi kedua👇👇