Biar Aku Bantu Sembuhkan.

Ketika Taeyong mendapati pesan dari Jaehyun, ia pun segera keluar dan benar saja mobil Jaehyun sudah terparkir sembarang disana.

Taeyong memasuki mobil Jaehyun.

“Haloo” sapanya sambil hendak memakai sabuk pengamannya.

“Mià”

Panggil Jaehyun tertatih, suaranya serak, nafasnya berderu. Kepalanya masih tertunduk.

“Je?” “Look at me, Jeje” pinta Taeyong

Jaehyun menggelengkan kepalanya, “Aku takut” katanya.

“Jaehyun” panggil Taeyong selembut mungkin.

Dengan sedikit kaku, Jaehyun mengangkat wajahnya kemudian mencari dimana letak tatap Taeyong; tatap yang akan ia balas setelahnya.

Taeyong kaget.

“Sayang, ini kenapa..”

Taeyong hampir tak bisa berkata.

Jaehyun menunduk lagi, kini tundukkan kepalanya semakin dalam. Ia malu, ia takut, dan ia sakit.

“Sakit, Mià” ucap Jaehyun.

“Jangan ditahan. Nangis yang banyak, aku disini. Aku yang bantu sembuhkan” balas Taeyong kemudian membawa Jaehyun ke dalam peluknya.

“Jung Jaehyun yang punya punggung paling kuat”

“Jung Jaehyun ini yang selalu menghadang petaka dunia yang mungkin menimpa keluarga”

“Jung Jaehyun ini yang selalu jadi andalan dan kepercayaan semua orang”

“Jaehyun, gak apa-apa kalo kamu belum jadi andalan Mama dan Papa. Kamu tetep andalan aku, andalan Mark, andalan Jo, andalan Yuta, andalan Jeno, andalan satu olim Inggris, dan andalam Sir Richard”

Ucap Taeyong masih setia mengusap punggung Jaehyun yang mungkin sekarang empunya sedang terisak di ceruk lehernya.

“Jaehyun, punggung kuat ini, jangan dibiarin jera ya?” pinta Taeyong sambil menepuk punggung Jaehyun.

“Kenapa?” tanya Jaehyun, suaranya terdengar seperti teredam.

“Kalo kamu jera siapa yang jadi andalan aku? Katanya kamu sayang sama aku?”

“Lagian punggung ini terbuat dari baja kan? *Will you believe me when I say that this back is holding so many responsibilities?” tambah Taeyong.

Jaehyun mengangguk di pelukan Taeyong.

Good boy” puji Taeyong kini mengusap sayang surai tebal Jaehyun yang sempat berantakan karena kejadian sebelumnya.

Now tell me what happen

“Aku dipukulin Papa. Katanya aku anak gak becus, aku disuruh enyah aja” balas Jaehyun.

Taeyong tersenyum.

Tak perlu banyak bertanya, Jaehyun hanya butuh didengar kali ini. It's give and take thing.

“Masuk ya? Biar diobatin Bunda lukanya”

“Jangan. Hadiah dan dinner sama Bunda, gimana?” tanya Jaehyun sambil melepas peluk perlahan.

It doesn't matter, sayang” balas Taeyong mengusap ujung bibir Jaehyun yang terluka.

“Jagoanku lebih penting dari segalanya” ucap Taeyong kemudian mengecup dahi Jaehyun perlahan.

Cup

Kepala Jaehyun tetap ditahan dengan kedua tangan mungilnya.

Kemudian kedua ujung bibir Jaehyun yang biasanya digunakan untuk mengukir senyum dan mengukir lesung juga dikecup sekilas.

Cup

Cup

It's gonna be okay, I'm here